Rabu, 02 Mei 2012

"Indonesia, Mimpi Kita Masih Sama"


"Indonesia, Mimpi Kita Masih Sama"


Mendengar kata diatas mungkin kita akan sedikit melupakan rivalitas dan dendam kepadanya. Loyalitas kadang memang membutakan nurani, mengubur penuh rasa belas kasih, dan menghidupkan kembali jiwa sadis setan iblis. Entah  sudah berapa nyawa melayang akibat tindakan LOYALITAS TANPA BATAS *Tanpa Nurani pantasnya. Namun itu semua seakan sirna disaat kita semua berubah kostum menjadi Merah berlabel garuda didada. Yap, itu semua karena MIMPI KITA MASIH SAMA kawan.

Pernahkah kalian berfikir Sepak Bola Nasional kita saat ini sedang Hancur?
Mereka yang diatas sana sedang saling sikut demi sebuah Kursi empuk yang tak ingin ditinggalkannya. Namun mengapa kalian tak peduli tuk mengawal GARUDA kita tuk terbang tinggi ke Piala Dunia. Bukankah itu menjadi mimpi kita bersama?


Kini mimpi kita seakan Pecah terbelah ketika munculnya dualisme liga. Ada yang mengatakan, "saya tidak akan mendukung timnas karena pemainnya bukan dari ISL, di sana kan ladang pemain bagus?" Kata-kata seperti ini adalah murni ungkapan jujur pecinta sepak bola nasional. Tidak bisa ditentang karena itu merupakan buah pemikiran pribadi. Saya pribadi suka menyaksikan gaya bermain banyak pemain di sana. Tapi apa lantas saya harus mogok membela timnas dengan materi-materi baru? Tidak.

Bagaimanapun setiap pemain yang tampil membela merah putih, 11 pemain berkostum merah dengan label garuda didada adalah pemain pemain pilihan dari anak bangsa negeri ini, sudah sepatutnya kita sebagai supporter mendukung total mereka. Karena setiap teriakan supporter adalah cambukan semangat bagi para gladiator lapangan hijau yang bermain disana.

Mereka yang terpilih sudah pasti akan berjuang sekuat tenaga demi nama Indonesia dimata dunia. Karena kesempatan untuk bisa memakai kostum garuda itu ibarat sebuah hadiah yang sangat berharga, "Karena IMPIAN setiap pemain adalah membela timnas negaranya." demikian sepenggal kata dari Bambang Pamungkas yang sering ia ucapkan kepada publik Indonesia.

Kini kondisi sepak bola kita sudah jauh dari kritis. Sepak bola kita ini sudah mati karena terlalu rusak dari lapisan atas hingga akar. Jika impian sudah tidak ada atau orang bermimpi dianggap dagelan, maka habislah masa depan sepak bola negeri ini. Kalian boleh memprotes masalah pemilihan materi pemain timnas kita, Tapi bukan lantas berujung mogok sama sekali mendukung timnas yang terpilih. Mereka tidak bersalah sama sekali. Berikan kritik pada jalurnya, namun bukan mematahkan semangat skuad yang bermain di lapangan atas nama bangsa. Kalah ataupun menang tak perlu terbawa arus politik. Jika Anda membenci peraturan yang baru, jangan menampar orang yang menjalani aturan baru itu.

Biarkan pemain-pemain garuda kita menempa mental dan melatih sayapnya terbang. Mereka bisa saja menjadi pahlawan bangsa ini ketika kelak mereka mampu mewujudkan mimpi kita, mimpi jutaan rakyat Indonesia yang haus akan gelar dan prestasi. Karena aku yakin Indonesia pasti mampu, Kita pasti bisa MEWUJUDKAN MIMPI KITA, karena MIMPI KITA MASIH SAMA..

1 komentar: